RSS

Arsip

Gambar

Usaha Kecil Menengah (UKM) “STIK PISANG” Khas Desa Pelang Kecamatan Benua Kayong Ketapang Dalam Upaya Penganekaragaman Pangan Komoditas Pisang (Musa Paradisiaca L.)

Pisang (Musa paradisiaca L.) termasuk salah satu jenis buah tropis yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola secara intensif berorientasi agribisnis. Pisang menjadi populer bukan saja disebabkan kandungan gizinya yang cukup tinggi, tetapi juga rasanya yang eksotik. Di Indonesia pisang merupakan komoditas yang memiliki prospek sangat baik untuk dikembangkan, baik untuk ekspor maupun untuk mencukupi permintaan pasar dalam negeri (Rukmana, 1999).

Meskipun tidak setinggi protein hewani, tetapi kandungan protein pisang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada komoditas pertanian lainnya. Pisang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai energi pisang juga rendah, tetapi merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan Kalium dan Phospor yang tinggi. Selain itu pisang juga cukup mengandung Na, Ca, Mg, Cu, Zn serta Fe, sedangkan logam berat seperti Pb dan Cd tidak terkandung sehingga aman dikonsumsi manusia (Tabel 1.1) (Rukmana, 1999).

Tidak mengherankan jika pisang merupakan salah satu diversifikasi makanan yang cukup digemari masyarakat, baik karena rasanya yang eksotik maupun kandungan nutriennya yang sangat penting bagi peningkatan gizi manusia. Oleh karena rasanya yang eksotik, dan diakui cukup banyak mengandung gizi serta berharga relatif cukup baik, maka banyak sekali petani yang mencoba untuk membudidayakan-nya. Akibatnya produksi pisang menjadi berlimpah karena pasar sudah tidak bisa lagi menampung, sehingga harga pisang segar menjadi relatif murah di pasaran. Apalagi pisang segar merupakan buah yang cepat rusak, khususnya apabila tertunda pemanfaatannya, yang dapat menyebabkan kehilangan hasil antara 40-42%. Artinya bila pisang tidak laku terjual pada hari ini, maka tidak bisa dijual kembali pada hari berikutnya atau harga menjadi turun drastis pada hari berikutnya (Rukmana, 1999).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dipikirkan alternatif pengolahan kemungkinan kelebihan produksi, dan sekaligus mempertahankan daya simpan pisang (selain tentunya untuk meningkatkan nilai jual). Salah satu usaha strategis yang dapat dikembangkan dan memiliki prospek bisnis yang cerah adalah dengan memproduksi-nya menjadi stik pisang (banana stick) (Mahanani, Reno et al;2006).

Selain pertimbangan strategis di atas, ternyata pisang segar yang berkualitas kurang bagus juga masih dapat terjual dengan harga yang relatif tinggi jika diolah menjadi stik pisang. Artinya stik pisang dapat diproduksi dengan bahan baku (pisang) sortir yang bermutu rendah yang tidak laku dijual di pasaran (Mahanani, Reno et al;2006).

Diharapkan pisang olahan dalam bentuk makanan ringan stik pisang dapat memperpanjang daya simpan (tanpa mengurangi kandungan gizi yang terkandung di dalamnya), sehingga akan memperluas jangkauan pemasaran. Selain itu, masyarakat juga dapat mengkonsumsi pisang karena kandungan gizinya yang tinggi, dan tentunya dengan rasa yang bervariasi pula (Mahanani, Reno et al;2006).

Kabupaten ketapang juga memiliki lahan yang sangat potensial untuk komoditas Pisang. Melalui Dinas Tanaman Pangan Pemerintah daerah Ketapang memiliki komitmen untuk mengembangkan bidang pertanian, dan diharapkan kabupaten Ketapang menjadi sentral pangan yang dapat bersaing dengan daerah lainnya khususnya di daerah Kalimantan Barat.

Desa Pelang Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang merupakan desa sentral komoditas pisang yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai lahan berbasis agribisnis. Selain cukup tinggi lahan di desa Pelang juga cukup subur dan cocok untuk tanaman Pisang. Warga di desa Pelang merupakan warga pendatang dari berbagai daerah dan mayoritas merupakan pendatang dari daerah pulang Jawa (Transmigrasi).

Mata pencaharian penduduk desa Pelang Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang terbagi dalam berbagai sektor lapangan usaha. Jumlah tenaga kerja yang paling banyak terserap adalah di lapangan usaha pertanian (agribisnis), diikuti perdagangan besar dan eceran, bangunan, dan jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan serta sektor perikanan yaitu menjadi nelayan dan buruh nelayan. Khusus di sektor lapangan usaha pertanian, mata pencaharian penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh tani.

Meskipun demikian, tetapi penduduknya tergolong ulet dan tidak mudah menyerah. Untuk lebih menopang kehidupannya, penduduk wanitanya sebagian besar juga bekerja, meskipun pendapatan yang diperolehnya kurang signifikan dibandingkan dengan tenaga dan waktu yang dicurahkannya.

Menyikapi permasalahan di atas, maka pengembangan diversifikasi produk dalam bentuk makanan ringan stik pisang berbahan baku pisang sortir yang bermutu rendah  yang tidak laku dijual di pasaran dapat dijadikan solusi strategis, baik dalam kaitannya dengan bisnis (karena memiliki nilai jual dan serapan pasar yang tinggi), maupun dalam upaya mencukupi kebutuhan keluarganya. Pada sisi lain, diversifikasi produk dalam bentuk makanan ringan stik pisang ini diharapkan akan dapat memberikan peluang berwirausaha mandiri sebagai alternatif lapangan usaha baru yang cukup prospektif untuk dikembangkan di masa mendatang, khususnya bagi masyarakat desa Pelang Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 18, 2011 inci Uncategorized